Terbentuk

Aku saat ini sungguh merasa tertampar dengan satu kalimat caption dari satu postingan akun instagram temanku yang memiliki panggilan akrab Nipaw. Kalimat tersebut pendek tapi sanggup membuat diriku kepikir selama berhari-hari. Inti dari kalimat tersebut yang masih dan akan terus teringat dalam jangka waktu yang panjang olehku adalah nasihat untuk berhati-hati, keseringan rebahan dapat membuatmu terinjak.

Kalimat tersebut dalam pikiranku sejenis dengan himbauan untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Teringat lagi olehku sebuah nasihat lama, barangsiapa yang pada masa mudanya tidak mau menahan beratnya menuntut ilmu maka sudah pasti pada masa tuanya akan merasakan pahitnya kebodohan. Memanfaatkan masa muda sebelum masa tua merupakan satu dari lima perkara sebelum lima perkara yang harus disegerakan.

Sampai sini sudah cukup jelas bahwa bekerja dan belajar dengan sungguh-sungguh merupakan perkara wajib yang harus dijalani oleh manusia. Kegiatan belajar sudah pasti merupakan tugas manusia yang dilakukan selama masa hidup, kemampuan untuk merasa penasaran dan kemudian mencari tahu adalah potensi terhebat yang dimiliki manusia. Sayang rasanya melihat bahwa potensi itu dalam banyak kesempatan dikekang oleh manusia itu sendiri.

Merasa takut untuk mencoba melakukan suatu hal dan mengungkapkan isi pikirannya adalah satu dari sekian banyak pengekang proses belajar. Padahal manusia dapat mencapai kondisi kehidupan yang sekarang adalah berkat kesalahan yang dilakukannya. Peradaban saat ini merupakan akumulasi dari banyak kesalahan yang telah dilakukan oleh manusia.

Kesalahan tersebut tidak akan pernah berhenti karena sifat manusia yang dinamis, kreatif dan inovatif. Pada akhirnya yang bisa dilakukan adalah menerima kenyataan tersebut dan menghilangkan rasa takut salah dalam proses belajar. Camkanlah nasihat dari Tan Malaka, “Terbentur, Terbentur, Terbentur, Terbentuk.” Nikmati setiap proses yang ada, baik itu terasa sakit ataupun enak sehingga hasil yang diraih akan lebih terasa esensinya.

Purwokerto, 04.17 WIB

1 Maret 2020