Soal dan Jawaban UAS Unsoed MK Filmologi
Daftar Isi
Berikut adalah soal dan jawaban dari ujian akhir mata kuliah filmologi yang saya ambil pada semester tiga,
Soal :
Coba Anda amati kembali film dokumenter lingkungan hidup yang Anda akses beberapa saat lalu. Jawab pertanyaan berikut:
- Mampukah film tersebut menjadi sumber rujukan informasi yang handal? Jelaskan!
- Bagaimana film tersebut merupakan gambaran/cerminan dari perilaku masyarakat sendiri pada lingkungannya?
- Dapatkah film tersebut mengubah budaya masyarakat berkaitan dengan sikapnya terhadap lingkungan? Jelaskan!
- Hambatan-hambatan apa saja dari sisi khalayak yang membuat film dokumenter tersebut bisa gagal menyampaikan ideologinya?
- Jika Anda terpengaruh dengan film tersebut, faktor apa dari film tersebut yang paling dominan?
Jawab:
1. Film dokumenter Plastic Paradise karya Angela Sun dapat menjadi sumber rujukan informasi yang handal. Hal tersebut dapat mungkin dikarenakan Angela Sun selain menyajikan data yang dikumpulkannya, dia juga menampilkan bagaimana proses untuk mendapatkan data dalam filmnya. Bagaiman dia melakukan wawancara terhadap pihak-pihak berkepentingan seperti para ilmuwan, industri, legislator dan aktivis dan hasil dari wawancaranya. Film tersebut juga menampilkan gambaran kondisi di sebuah daerah pasifik bernama Midway Atoll, bagaimana dampak dari sampah plastik di pulau tersebut.
Film dokumenter berjudul Pulau Plastik juga dapat dikategorikan sebagai sumber rujukan informasi, karena apa yang ditampilkan dari film tersebut merupakan bagaimana sebuah komunitas masyarakat dapat diorganisir untuk melakukan pengolahan sampah secara mandiri kolektif. Komunitas masyarakat tersebut hingga sekarang dapat dijumpai pada daerah kerja TPS Batan Indah. Sumber pemberitaan konvensional pun pernah meliput tentang komuntas masyarakat ini, jadi keberadaan dan informasi mengenai komunitas tersebut dapat dipertanggungjawabkan.
2. Film Plastic Paradise berusaha menampilkan asal, proses, dan efek dari sampah plastik terhadap kehidupan. Film tersebut juga mencangkup pandangan dan sikap dari beberapa pihak berkepentingan terkait terhadap lingkungan hidup. Film ini berusaha untuk mencangkup semua pandangan mengenai sampah plastik di pasifik, ada pihak yang sengaja mengabaikan masalah ini dikarenakan mengejar keuntungan ekonomi, ada yang mengabaikan masalah ini secara tidak sengaja dikarenakan ketidaktahuannya mengenai apa yang sedang dan akan terjadi dengan lingkungan akibat sampah palstik. Ada juga pihak yang secara aktif peduli dan berusaha untuk mengatasi masalah sampah plastik karena mereka sadar akan potensi bahaya dari sampah plastik terhadap lingkungan dan kehidupan.
Film Pulau Plastik menyajikan gambaran bagaimana sebuah komunitas masyarakat di suatu daerah di Indonesia bisa mengelola sampah yang dihasilkannya secara mandiri. Film tersebut juga berusaha menampilkan urgensi untuk memiliki kesadaran kolektif terhadap kepentingan bersama jangka panjang. Pengolahan sampah secara mandiri oleh suatu komunitas tidak bisa terjadi dan bertahan tanpa adanya kerja sama dari seluruh elemen masyarakat yang ada, maka film tersebut juga manampilkan kerja sama yang dilakukan oleh satu kelompok masyarakat dalam mengolah sampah mandiri.
3. Film Plastic Paradise dapat manjadi langkah awal untuk meningkatkan kesadaran urgensi sampah plastik pada lingkungan di bumi. Film tersebut dapat memberikan gambaran awal sekilas terhadap pihak-pihak yang belum tahu dan menyadari akan masalah sampah plastik dan berusaha untuk menyentuh sisi kognisi dan afeksi pihak-pihak tersebut terhadap masalah sampah plastik. Pendapat saya adalah bahwa film tersebut dapat mempengaruhi beberapa pihak, tapi untuk pihak yang menggantungkan kepentingan ekonominya terhadap produk plastik masih sulit untuk berubah.
Film Pulau Sampah bisa menjadi contoh dari komunitas masyarakat yang berhasil untuk melakukan pengolahan sampah secara mandiri. Contoh tersebut dapat memotovasi kelompok masyarakat lain untuk dapat mengikuti jejak kesuksesan itu, tapi catatannya adalah perlu adanya rasa kesadaran kolektif dan manajemen yang mumpuni untuk dapat memulai dan mempertahankan proses pengolahan sampah secara mandiri tersebut.
4. Film Plastic Paradise mengalami hambatan bagi khalayak yang tidak berbahasa inggris, film ini merupakan film produksi dari Amerika Serikat yang menggunakan bahasa pengantar bahasa Inggris. Seharusnya hambatan tersebut bisa diatasi dengan adanya subtitle ke dalam bahasa dari khalayak yang menontonnya, tapi itu juga ada keterbatasan mulai dari pergeseran makna selama penerjemahan dan terbatasnya pilihan bahasa dari Subtitle. Terakhir kali, saya mencari subtitle bahasa Indonesia untuk film Plastic Paradise dan tidak menemukannya. Beruntung saya dapat mengerti bahasa Inggris, tapi bagi halayak yang lain yang tidak mengerti bahasa Inggris maka itu merupakan sebuah masalah serius. Budaya dan rasa kedekatan juga menjadi perhatian saya terhadap hambatan pada khalayak dari film ini, sebagai contoh khalayak dari Indonesia yang perbatasan timur negaranya adalah Samudra Pasifik pun masih merasa bahwa masalah sampah yang ada di Pasifik merupakan masalah yang berada di tempat yang jauh dan tidak akan berdampak pada Indoensia.
Film Pulau Sampah dari segi bahasa juga ada hambatan bagi khalayak yang tidak bisa berbahasa Indonesia, permasalahan mengenai terjemahan atau subtitle film juga terbatas dari segi piihan bahasa dan kemungkinan adanya distorsi makna terjemahan. Khalayak yang memiliki budaya kolektif mungkin akan dapat memahami terhadap proses pengolahan sampah di film, tapi bagi masyarakat di perkotaan besar dan adanya rasa individualis yang tinggi akan sulit untuk mencerna dan mengolah informasi dalam film.
5. Faktor yang paling dominan menurut saya dari film Plastic Paradise adalah adanya fakta bahwa meski plastik bisa tercabik-cabik menjadi partikel kecil tapi partikel tadi tetap dikategorikan sampah palstik karena sifat dari zat kimia plastik masih ada di partikel tersebut. Sebelum menonton film ini saya beranggapan bahwa yang namanya terurai adalah hancur menjadi kepingan-kepingan yang sangat kecil, tapi saya salah karena meski hancur, sesuatu belum tentu bisa dikatakan terurai. Pengetahuan akan fakta di atas menimbulkan kesadaran bagi diri saya untuk dapat menggunakan plastik dengan lebih bijaksana lagi. Sungguh sisi kognitif dan afeksi saya terpengaruh.
Film Pulau Plastik memberikan pengaruh dalam pengetahuan dan kesadaran akan mampunya masyarakat untuk dapat mengolah sampah secara mandiri. Pengolahan tersebut tidak harus rumit dan sulit, cukupm dimulai dari langkah kecil, sesederhana seperti memilah mana sampah organik dan anorganik. Fakta bahwa pengolahan sampah plastik memungkan untuk dilakukan secara mandiri dapat memotivasi saya untuk berusaha meningkatkan kesadaran pribadi dan kolektif akan dampak dan manfaat dari kegiatan pengolahan tersebut.
Posting Komentar