Hegemoni Grmasci
Pengertian Hegemoni
Menurut Gramsci hegemoni memiliki hubungan dengan pengertian tentang
situasi-politik, dalam terminologinya disebut “momen” dimana filsafat dan
praktek sosial masyarakat menyatu dalam keadaan seimbang. Dominasi merupakan
konsep dari realitas yang menyebar melalui masyarakat dalam sebuah lembaga dan
manifestasi perorangan. Pengaruh dan “spirit” ini berbentuk moralitas, adat,
religi, prinsip-prinsip politik dan semua relasi sosial, terutama dari
intelektual. Hegemoni selalu berhubungan dengan penyusunan kekuataan negara
sebagai klas diktaktor. Latar belakang politik, gagasan hegemoni
tersebut adalah pengalaman Gramsci
sendiri. Fokus perhatian Gramsci pada hal tersebut
muncul dari situasi politik ketika ia hidup dan menjadi pemimpin intelektual
dari gerakan massa ploletar di Turin selama perang dunia pertama dan masa
sesudah itu. Gramsci berkeyakinan bahwa prakondisi sosial dan ekonomi untuk
transisi kepada sosialisme sudah ada. Untuk itu negara hanya bisa dipahami jika
klas dominan dianalisa dalam seluruh aspeknya, sebagai kekuataan (force)
ditambah persetujuan (consent), dan jika negara tidak lagi dilihat
sebagai alat kekuataan dari sebuah klas, tapi sebagai semua jenis kegiatan
dalam seluruh jangkauan tempat dimana hubungan produksi sosial mampu
direproduksi.
Hegemoni dalam bahasa yunani
kuno disebut “eugomonia”, diterapkan
untuk menunjukkan posisi yang diklaim negara-negara kota secara individual,
misalnya yang dilakukan negara kota Athena
dan Sparta terhadap negara-negara lainnya yang sejajar. Dalam pengertian zaman
ini, hegemoni menunjukkan sebuah kepemimpinan dari suatu kepemimpinan dari
suatu negara tertentu yang hanya sebuah kota terhadap negara-negara lain yang
berhubungan secara longgar maupun secara ketat terintegrasi dalam negara
“pemimpin”. Dalam konteks politik internasional, misalnya, pada periode perang
dingin, pertarungan pengaruh antara negara adikuasa seperti Amerika Serikat dan Uni Soviet, pada masa perang
dingin, biasanya disebut perang untuk menjadi kekuasaan hegemonik di dunia.
Konsep
Hegemoni
Konsep hegemoni
Gramsci sebenarnya
dapat dielaborasi melalu penjelasannya tentang basis dari supremasi klas:Supremasi
sebuah kelompok mewujudkan diri dalam dua cara, sebagai "dominasi"
dan sebagai “kepemimpinan intelektual dan moral”. Dan di satu pihak, sebuah
kelompok sosial mendominasi kelompok-kelompok oposisi untuk “menghancurkan”
atau menundukan mereka, bahkan mungkin dengan menggunakan kekuataan bersenjata
di lain pihak, kelompok sosial memimpin kelompok-kelompok kerabat dan sekutu
mereka. Sebuah kelompok sosial dapat dan bahkan harus menerapkan
“kepemimpinan" sebelum memenangkan kekuasaan pemerintah (kepemimpinan tersebut
merupakan salah satu syarat –syarat utama untuk memenangkan kekuasaan semacam
itu). Kelompok sosial tersebut kemudian menjadi dominan ketika dia mempraktekan
kekuasaan, tapi bahkan dia telah memegang kekuasaan penuh ditangannya, dia
masih harus terus “memimpin” juga.
Kutipan itu jelas menunjukkan
suatu totalitas yang didukung oleh kesatuan dua konsep: kepemimpinan (direction)
dan dominasi (dominance). Hubungan kedua ini menyiratkan tiga hal.
Pertama, dominasi dijadikan atas seluruh musuh dan kepemimpinan dilakukan
kepada segenap sekutu-sekutu. Kedua, kepemimpinan adalah suatu
prakondisi untuk menaklukan aparatus negara, atau dalam pengertian sempit
kekuasaan pemerintah. Ketiga, sekali kekuasaan negara
dapat dicapai, dua aspek supremasi klas ini, baik pengarahan ataupun dominasi,
terus berlanjut.
Tingkatan
Hegemoni
a. Hegemoni total (integral)
Hegemoni ini
ditandai dengan afiliasi massa yang mendekati totalitas. Masyarakat menunjukkan
tingkat kesatuan moral dan intelektual yang kokoh sehingga hubungan organis
antara pemerintah dan yang diperintah tidak diliputi dengan kontrakdiksi dan
antagonisme. Contohnya adalah Perancis sesudah revolusi (1879).
b. Hegemoni merosot (decadent hegemony)
Hegemoni yang
tidak cukup efektif dan tidak berhasil melumpuhkan kepatuhan seluruh
masyarakat. Ini berarti sekalipun sistem yang ada telah mencapai kebutuhan atau
sasarannya, namun “mentalitas” massa tidak sungguh-sungguh selaras dengan
pemikiran yang dominan dari subjek hegemoni. Contohnya adalah dominasi ekonomi
borjuis dalam masyarakat kapitalis modern.
c. Hegemoni minimun (minimal hegemony)
Hegemoni ini
merupakan hegemoni yang bersandar pada kesatuan ideologis antara elit ekonomis,
politis, dan intelektual yang berlangsung bersamaan dengan keengganan terhadap
setiap campur tangan massa dalam hidup bernegara. Sehingga hegemoni ini ditanggapi
dengan perlawanan dan pemberontakan. Contohnya adalah Italia pada unifikasi
sampai pertengahan abad ini.
DAFTAR PUSTAKA
Patria, Nezar dan Andi Arief.
1999. Antonio Gramsci Negara & Hegemoni. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Tidak ada komentar untuk "Hegemoni Grmasci"
Posting Komentar