Jawaban UTS Unsoed MK Teori Komunikasi
A. Komunikasi adalah suatu proses sengaja, transaksional, dan simbolik. (Miller dan Stainberg, 2008:60)
Dimensi
level observasi: terlalu luas karena ada tiga poin yang harus dipenuhi
yaitu proses sengaja, transaksional, dan simbolik.
Dimensi
Kesengajaan: jelas ada dimensi kesengajaan karena ada kalimat proses
sengaja.
Dimensi penilaian normatif: komunikasi ini masuk dalam penilaian selalu berhasil karena ada kata transaksional.
B. Anda tidak dapat tidak berkomunikasi. (Waltzlawick, Beavin, dan Jackson, 2008:60)
Dimensi
level observasi: terlalu luas, komunikasi verbal dan nonverbal masuk dalam
definisis ini.
Dimensi
Kesengajaan: ada dimensi ketidaksengajaan karena perilaku yang tidak kita
maksudkan untuk komunikasi bisa dianggap sebagai komunikasi oleh orang lain.
Dimensi penilaian normatif: pesan dalam definisi komunikasi ini selalu berhasil, tapi bisa tidak tepat sesuai maksud pengirim.
C. Komunikasi adalah pertukaran verbal pikiran atau gagasan. (John B. Hoben, 2008: 61)
Dimensi
level observasi: terlalu sempit karena komunikasi juga dapat melalui pesan
nonverbal.
Dimensi
Kesengajaan: memasukan unsur kesengajaan karena pertukran verbal pikiran
atau gagasan.
Dimensi penilaian normatif: komunikasi ini diasumsikan selalu mengalami keberhasilan dalam prosesnya.
2 A. Teori Penggunaan dan Gratifikasi
Dimensi
Asumsi Filosofis: teori ini muncul sebagai kritik atas teori jarum hipodermik
atau teori peluru.
Dimensi
Konsep: kebebasan khalayak dalam memilih, konten media massa harus menyesuaikan
minat audiennya, satu media massa tidak mungkin dapat meraih pasar di semua
khalayak.
Dimensi
Penjelasan: khalayak memiliki kebebasan untuk menentukan hendak mengonsumsi
media apa, jadi media massa harus menyesuaikan kontennya agar dapat memuaskan
audiensnya.
Dimensi
Prinsip: kebebasan khalayak dalam menentukan pilihan.
B. Teori kultivasi
Dimensi
Asumsi Filosofis: teori ini muncul karena tayangan televisi yang mengandung
adegan kekerasan banyak ada di prime
time.
Dimensi
Konsep: adegan kekerasaan di televisi, prime
time, lama waktu menonton, pilihan konten di berbagai saluran televisi.
Dimensi
Penjelasan: Jika anak-anak melihat banyak adegan kekerasan di televisi, mereka
akan cenderung mengembangkan kekerasan dalam perilakunya.
Dimensi
Prinsip: pengaruh adegan kekerasan di televisi.
C. Teori Agenda Setting
Dimensi
Asumsi Filosofis: teori ini ada dengan asumsi bahwa media sebagai pusat
kebenaran dapat membuat agenda media menjadi agenda publik.
Dimensi
Konsep: kepentingan membuat agenda media menjadi agenda publik, tidak semua
informasi diberitakan, media massa merupakan bisnis kepentingan.
Dimensi
Penjelasan: agenda media dapat menjadi agenda publik jika media massa terus
menerus memberitakannya.
Dimensi Prinsip: media massa memiliki kekuatan untuk mempengaruhi agenda publik.
3. Ada tiga premis pokok di dalam Symbolic Interactionism yakni meaning, language, dan thought. Menurut Blumer mana yang lebih dulu di antara ketiga premis tersebut? Dapatkah anda memberi kasus spesifik yang menggambarkan urutan yang berbeda dari versi Blumer tersebeut?
Meaning atau makna tidak inheren ke
dalam objek, tapi berkembang dan tumbuh melalui proses interaksi sosial antar
manusia. Makna dibentuk oleh proses interpretatif yang dilakukan oleh manusia. Leangue atau bahasa merupakan alat atau
instrumen yang digunakan untuk mengerti dan mengkomunikasikan akan makna kepada
diri sendiri dan orang lain. Bahasa merupakan sumber makna dan terjadi jika
menggunakan bahasa yang sama atau dimengerti oleh pihak-pihak yang terlibat
dalam proses komunikasi. Thought atau
pemikiran berimplikasi terhadap interpretasi yang kita berikan terhadap simbol.
Dasar dari pemikiran adalah bahasa yaitu suatu proses mental mengkonversi
makna, nama, dan simbol. Pemikiran termasuk imaginasi yang memiliki kekuatan
untuk menyediakan gagasan walaupun tentang sesuatu yang tidak diketahui
berdasarkan pengetahuan yang diketahui. Misalnya adalah berpikir. Setelah
manusia dapat memberi makna dan mengkomunikasikannya lewat bahasa, maka manusia
dapat belajar melalui berpikir.
Teori pelanggaran harapan mengganggap bahwa setiap orang memiliki harapan-harapan tertentu akan perilaku nonverbal orang lain. Pelanggaran atas harapan tesebut akan menimbulkan reaksi positif atau negatif terhadap orang tersebut, tergantung bagaimana orang tersebut mengartikan perilaku pelanggaran nonverbal tersebut. Contoh, Alvie adalah seorang gadis yang sedang ditaksir oleh Fawaz dan Odhy yang merupakan teman satu jurusan dan angkatan di Ilmu Komunikasi Unsoed. Bagi Alvie jika Fawaz berbicara dengan jarak yang dekat dengannya dianggap sebagai sesuatu yang positif, karena Alvie juga menyukai Fawaz. Berbeda dengan Odhy yang berusaha berbicara terlalu dekat dengan Alvie. Alvie akan merasa risih dan menilai negatif tindakan Odhy karena Alvie tidak menyukai Odhy. Kelemahan teori ini adalah tidak memperhatikan hubungan timbal balik di antara pelaku komunikasi dalam suatu proses interkasi. Penilaian terhadap pelanggaran nonverbal dilakukan hanya oleh pihak yang dilanggar, bukan oleh kedua belah pihak, ruang lingkup terhadap teori ini terlalu luas karena komunikasi non-verbal adalah area yang sangat luas, Kemungkinan pengujian merupakan kemampuan teori ini untuk dapat dibuktikan kebenaran atau kesalahannya. tapi, kenyataannya teori ini hanya sebatas memprediksi respon terhadap pelanggaran norma-norma suatu hubungan. Kelebihan teori ini, kita bisa mengetahui kita sebaiknya melanggar ekspektasi orang lain atau tidak dalam sebuah hubungan komunikasi. Jika kita merasa bahwa hubungan yang terjalin belum begitu dekat sehingga pelanggaran mungkin akan menimbulkan ketidaknyamanan maka sebaiknya tidak dilakukan. Sebaliknya jika kita telah memiliki penilaian yang positif maka pelanggaran akan ekspektasi orang lain tidak saja aman untuk dilakukan, tetapi juga akan menghasilkan efek positif akan pesan yang disampaiakan.
5. Mengapa orang yang memiliki “cognitive complex” di dalam persepsinya terhadap orang lain (bisa dikatakan) memiliki kecanggihan komunikasi yang lebih dibanding mereka yang “les developed mental structures” ?
Orang yang memiliki kompleks
kognitif bisa membuat impresi positif dari orang lain terhadap dirinya dan
dapat membaca situasi sosial. Kemampuan persepsi sosial, orang yang memiliki
kompleks kognitif tahu dan dapat memahami figur orang lain, dimana tempat
mereka dalam hubungannya dengan kita, apa yang mereka lalukan, dan mengapa mereka
melakukan itu. Orang yang memiliki struktur mental tidak terbangun tidak
memiliki kemampuan persepsi sosial yang baik. Contoh, saat ada tetangga yang
kemalingan, orang dengan kompleks kognitif yang baik akan mampu menghibur dan
menenangkan tetangganya tersebut, sedang orang dengan struktur mental yang
tidak terbangun hanya akan memperkeruh suasana.
Saya menggunakan teori penggunaan dan gratifikasi untuk mendekati berita di atas. Saya menggunakan teori tersebut karena saya pikir setiap orang memiliki pilihannya sendiri untuk mengonsumsi informasi dari berita tersebut atau tidak. Orang yang tertarik dengan dunia politik Indonesia sudah tentu akan menggunakan/menikmati berita tersebut untuk mendapatkan kepuasan diri, tapi bagi orang yang tidak tertarik dengan berita politik Indonesia dan lebih suka menikmati acara olahraga sepak bola eropa tentu tidak akan mengonsumsi berita tersebut untuk mendapatkan kepuasan.
7. Bagaimana variabel “social identity” dan “personal identity“ bisa memengaruhi motivasi seseorang dalam menerapkan strategi convergence (atau divergence) dalam berinteraksi dengan orang lain?
Teori Akomodasi Komunikasi yang diperkenalkan oleh Howard Giles membahas mengenai menyesuaikan dan atau mempertahankan identitas diri dalam komunikasi lintas budaya atau lintas generasi. Variabel identitas personal dan identitas sosial dapat mempengaruhi motivasi untuk melakukan konvergen atau divergen. Identitas personal cenderung lebih sering melakukan konvergen sedang identitas sosial lebih sering melakukan divergen. Ada dua strategi akomodasi komunikasi yaitu konvergen dan divergen. Konvergen merupakan menyesuaikan perilaku komunikasi dengan orang yang berbeda budaya atau lintas generasi. Contoh penggunaan konvergen adalah ketika seseorang memasuki sebuah lingkungan baru dan berusaha menyesuaikan diri dengan keadaan yang ada. Divergen adalah memeprtahankan identitas diri dalam berkomunikasi lintas budaya. Contoh yang menunjukkan perilaku divergen adalah ketika seseorang mewakili identitas kelompok dalam sebuah forum perlombaan internasional, seperti pemilihan Miss World.
Mengapa tipe karakter budaya (collectivistic vs individualistic) bisa memengaruhi model managemen konflik ?
Teori negosiasi wajah berfokus pada penanganan konflik yang terjadi lintas budaya. Yang mempengaruhi pembentukan wajah seseorang adalah self atau diri, goals atau tujuan, dan Duty atau tugas. Perbedaan penekanan dan tanggapan terhadap tiga faktor tersebut dalam budaya akan menghasilkan kultur individu dan dan kultur kolektif. Kultur individu adalah dimana sesorang memfokuskan tujuan, diri dan tugasnya pada kepentingan pribadinya, sedang yang dinamakan kultur kolektif adalah dimana seseorang menempatkan kepentingan kelompok yang meliputi diri, tujuan dan tugas di atas kepentingan pribadinya. Contoh masyarakat yang menganut kultur individu adalah warga negara Amerika Serikat dan contoh orang-orang yang menganut kultur kolektif adalah warga negara Jepang.
Orang dengan kultur individu lebih cepat dalam penyelesaian manajemen konflik daripada orang dengan kultur kolektif. Konflik yang paling cepat dapat diselesaikan adalah konflik antara dua orang yang memiliki kultur individu karena yang masuk dalam penyelesaian konflik hanya sedikit pihak. Konflik antara orang yang memiliki kultur individu dengan orang yang memiliki kultur kolektif adalah konflik yang dapat diselesaikan dengan cukup cepat karena hanya satu pihak yang membawa pihak anggota kelompoknya dalam konflik. Manajemen konflik yang paling lama diselesaikan adalah konflik yang dua-duanya memiliki budaya kolektif karena akan banyak pihak yang masuk dalam konflik ini.
Beri kasus spesifik yang menggambarkan anda pernah melakukan strategi baik itu convergence maupun divergence dalam berinteraksi dengan orang atau kelompok yang berbeda kultur dengan Anda!
Saya pernah melakukan konvergensi ketika berinterksi dengan teman yang berasal dari Jakarta yang pembicaraannya menggunakan bahasa Indonesia, jadi dalam berbincang dengan mereka saya menggunakan bahasa Indonesia.
Saya pernah melakukan diverensi saat mewakili sekolah dalam lomba kesenian antar budaya, saya tetap membawakan budaya banyumasan dan tidak ikut menyesuaikan diri dengan budaya sunda, betawi, batak dan budaya lain yang ikut lomba.
DAFTAR PUSTAKA
Griffin, EM. 2012. A First Look at Communication
Theory. 8 th ed. New York: McGraw Hill
Littlejohn, Stephen W., Karen A Fos. & John G
Oetzel. 2017. Theories of Human Communications. 11th ed. New York:
Wadsworth Publishing Company.
Mulyana, Dedi. 2008. Pengantar
Ilmu Komunikasi.12th ed. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.
Posting Komentar