Teori Kontruktivisme
Pengantar
Teori Konstruktivisme (Constructivism theory) merupakan teori
yang menjelaskan perbedaan kemampuan berkomunikasi tiap individu dalam kondisi sosial.
Teori ini dicetuskan oleh Jesse Delia. Ia merupakan seorang mantan ketua
departemen komunikasi wicara di Universitas Illionis di Urbana-Champaign yang
sekarang menjabat sebagai direktur eksekutif hubungan penelitian internasional
di universitas tersebut. Jess Delia mempunyai pandangan bahwa terdapat
penjelasan dibalik perbedaan kemampuan komunikasi antar individu. Adanya
perbedaan kemampuan komunikasi antar individu tersebut disebabkan karena adanya
perbedaan kompleksitas kognitif setiap orang. Perbedaan kompleksitas kognitif
tersebut menimbulkan adanya perbedaan respons seseorang terhadap suatu kondisi
sosial. Oleh karena itu teori ini bergerak di bidang komunikasi interpersonal
karena adanya perbedaan respons tersebut bersifat subjektif.
Teori
Konstruktivisme (Constructivism theory)
Seperti
yang sudah dijelaskan di bagian pengantar, teori konstruktivisme merupakan
teori yang menjelaskan perbedaan kemampuan berkomunikasi tiap individu dalam
kondisi sosial. Perbedaan kemampuan tiap orang dalam berkomunikasi tersebut disebabkan
kompleksitas kognitifnya. Setiap orang mempunyai kompleksitas kognitif yang
berbeda-beda.
Tingkat kompleksitas
kognitif tersebut bisa diukur dengan RCQ (Role
Category Questionnare). Penilaian RCQ dilakukan dengan cara mendeskripsikan
sifat orang lain. Semakin banyak sifat orang lain yang bisa kita deskripsikan,
maka skor RCQ kita akan semakin besar, sehingga otomatis kemampuan
berkomunikasi kita akan semakin bagus. Ini disebabkan karena dengan besarnya
skor RCQ kita, maka kita akan berkomunikasi sesuai dengan karakteristik dan
kondisi lawan bicara kita.
Hipotesis inti dari
kontruktivisme adalah Person-centered
Messages. Person-Centered Messages yaitu kemampuan seseorang untuk
mengantisipasi jawaban dalam berkomunikasi dengan orang lain. Delia dan
rekannya berpendapat bahwa orang yang memiliki kompleksitas kognitif di
persepsi mereka terhadap orang lain memiliki kemampuan komunikasi yang lebih
baik dari orang yang mempunyai struktur mental yang rendah.
Cara memproduksi pesan
yang baik mempunyai tiga tahapan, yaitu:
a.
Tujuan
(Goals). Kita harus mempunyai tujuan
yang jelas.
b.
Rencana
(Plans). Harus dipikirkan bagaimana
rencana yang baik agar proses memproduksi pesan bisa berhasil.
c.
Aksi
(Action). Aksi yang dilakukan harus
sesuai dengan rencana dan tujuan.
Dengan adanya person-centered messages, kita bisa
mendapatkan beberapa keuntungan, seperti:
a.
Pesan
dukungan sosial. Kita bisa mengurangi tekanan emosi orang lain, dengan cara
memberikan pesan dukungan sosial sehingga membuat orang yang merasa bersedih
tersebut akan merasa lebih baik. Orang-orang yang mempunyai skor RCQ yang
tinggi bisa memahami perasaan orang lain dan bisa menempatkan diri dalam
situasi tertentu. Contohnya disaat ada orang yang sedih karena kehilangan
neneknya, akan lebih baik jika berkata “aku tahu kamu merindukan nenekmu saat
ini. Aku tidak bisa mengatakan apapun untuk membuatmu menghilangkan rasa
kehilanganmu, akan tetapi aku akan disini untuk menemanimu. Menangislah di
bahuku kapanpun kamu mau sampai kamu merasa tenang.”
b.
Pemeliharaan
hubungan. Dengan person-centered
messages, kita bisa memelihara hubungan kita agar tetap terjaga dengan
siapapun. Karena di setiap komunikasi yang kita lakukan, kita menyesuaikan
dengan situasi dan kondisi dari lawan bicara kita, sehingga komunikasi yang
timbul pun akan bertahan lama dan hubungan pun akan terjaga dengan baik.
c.
Efektivitas
organisasi. Efektivitas organisasi ini tidak ditentukan oleh satu pesan canggih
saja. Berdasarkan teori konstruktivisme, performa yang baik dan promosi
mencerminkan penggunaan yang terus-menerus dari orang yang berpusat dalam
komunikasi yang mencari untuk mencapai berbagai tujuan dengan pelanggan dan co-workers. Karyawan yang melakukannya
lebih baik akan mendapat kenaikan jabatan.
Catatan
Kritis
Menurut
saya, teori ini terlihat sangat bagus, karena di teori ini dijelaskan dari awal
secara rinci mengenai bagaimana bisa terjadinya perbedaan respons setiap orang terhadap
suatu kondisi sosial serta efek dari kejadian tersebut. Selain itu, teori ini
juga memiliki banyak contoh sehingga bisa membantu memudahkan saya dalam
belajar mengenai teori ini.
Penerapan
Teori konstruktivisme ini sebenarnya bisa diterapkan
dalam semua komunikasi interpersonal, karena isi dari teori ini menjelaskan
mengenai perbedaan respons setiap individu dalam suatu kondisi sosial. Sehingga
apabila kita berkomunikasi dengan orang lain, kita harus melihat karakteristik
lawan bicara kita, serta situasi dan kondisi yang terjadi sehingga kita bisa menebak
dan menghasilkan respons yang sesuai dengan proses komunikasi yang terjadi.
Contoh
Kasus
Contoh kasusnya adalah Faza merupakan seseorang yang
mempunyai rabun jauh. Ia pun akhirnya operasi lasik. Ternyata operasi lasik
yang ia lakukan pun sukses. Ia pun berbicara kepada Sendy mengenai hal
tersebut. Akan tetapi, Sendy malah mengatakan bahwa operasi lasik itu percuma
dan akhirnya matanya pun akan rabun jauh kembali. Faza pun merasa sakit hati
mendengarnya, sehingga ia pun tidak akan berbicara kepada Sendy lagi. Perilaku Sendy diatas menunjukkan bahwa ia
tidak memahami situasi dan kondisi serta karakteristik dari Faza, sehingga
menyebabkan ketidakpercayaan Faza kepada Sendy. Sendy seharusnya mengucapkan
selamat kepada Faza sehingga Faza pun akan merasa bahagia.
Tidak ada komentar untuk "Teori Kontruktivisme"
Posting Komentar