TEORI PENETRASI SOSIAL
Diperkenalkan oleh Irwin Daltman dan Dalmas Taylor
Teori penetrasi sosial adalah teori
yang menggambarkan suatu pola pengembangan hubungan, sebuah proses yang
diidentifikasi sebagai penetrasi sosial (merujuk pada sebuah proses ikatan
hubungan dimana individu-individu bergerak dari komunikasi superficial menuju
ke komunikasi yang lebih intim). Keintiman yang dimaksud lebih dari sekedar
keintiman fisik, melainkan juga intelektual dan emosional, hingga pada batasan
dimana pasangan melakukan aktifitas bersama. Proses penetrasi sosial mencakup
perilaku verbal, perilaku nonverbal dan perilaku yang berorientasi pada
lingkungan. Dalman dan Taylor (1973) percaya bahwa hubungan orang sangat
bervariasi dalam penetrasi sosial mereka. Mereka mengatakan bahwa hubungan
bersifat teratur adan dapat diduga dalam perkembangannya.
Asumsi-asumsi Teori Penetrasi
Sosial:
1. Hubungan-hubungan mengalami
kemajuan dari tidak intim menjadi intim.
2. Secara umum, perkembangan
hubungan sistematis dan dapat diprediksi.
3. Perkembangan hubungan mencakup
depenetrasi (penarikan diri) dan disolusi.
4. Pembukaan diri (self-disclosure)
adalah inti dari perkembangan hubungan.
“Mengupas” Lapisan Hubungan:
Analogi Bawang
Dalam hal ini
sangat penting untuk membuka informasi mengenai diri sendiri yang tidak
disadari oleh orang lain. Seperti analogi bawang, manusia memiliki
lapisan-lapisan aspek dari kepribadiannya. Lapisan yang paling luar adalah
citra publik (apa yang dilihat oleh orang lain). Jadi, seseorang akan membuka
diri secara perlahan masing-masing lapisan kepribadian mereka. Terkadang,
proses dimana keterbukaan orang lain akan mengarahkan orang lain untuk terbuka
(resiprositas), sehingga dengan saling terbuka akan lebih memperdalam
keintiman. Penetrasi sosial dapat dilihat dengan dua dimensi, yaitu dengan
keluasan (jumlah topic yang didiskusikan dalam sebuah hubungan) dan kedalaman
(tingkat keintimian yang menuntun diskusi mengenai suatu topik).
Pertukaran
Sosial: Biaya dan Keuntungan dalam Berhubungan
Teori ini
menyatakan bahwa pertukaran sosial melibatkan bantuan-bantuan yang menciptakan
kewajiban di masa dating dan oleh karenanya membawa sebuah pengaruh mendasar
dalam sebuah hubungan sosial (Blau, 1964). Hubungan dikonsepsikan sebagai
bentuk penghargaan dan pengorbanan (Taylor dan Daltman, 1987). Dalam hal ini,
perlu adanya keseimbangan antara pengalaman hubungan baik yang positif dan
negatif (rasio penghargaan / pengorbanan).
Tahapan Proses
Penetrasi Sosial
ORIENTASI:
membuka sedikit demi sedikit. Tahap ini adalah tahap yang paling awal. Tahap
ini terjadi pada tingkat publik; hanya sedikit mengenai diri kita yang terbuka
untuk orang lain.
PERTUKARAN
PENJAJAKAN AFEKTIF: munculnya diri. Tahap ini merupakan perluasan area publik
dan terjadi ketika aspek-aspek dari kepribadian seorang individu akan muncul.
Apa yang tadinya privat menjadi publik.
PERTUKARAN
AFEKTIF: komitmen dan kenyamanan. Tahap ini termasuk interaksi yang lebih tanpa
beban dan santai (Taylor dan Daltman, 1987) dimana komunikasi sering kali
berjalan spontan dan individu membuat keputusan yang cepat, sering kali dengan
sedikit memberikan perhatian untuk hubungan secara keseluruhan. Tahap ini
menggambarkan komitmen lebih lanjut kepada individu lainnya; para interaktan
merasa nyaman satu dengan yang lainnya.
PERTUKARAN
STABIL: kejujuran total dan keintiman. Tahap ini berhubungan dengan
pengungkapan pemikiran, perasaan dan perilaku secara terbuka yang mengakibatkan
munculnya spontanitas dan keunikan hubungan yang tinggi. Pada tahap ini
keintiman sangat tinggi dan akan merangsang kejujuran total karena
masing-masing interaktan dapat melakukan prediksi secara akurat mengenai
perilaku-perilaku pasangannya. Hal ini didasari oleh keintiman yang sangat
tinggi tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Littlejohn,
Stephen W., Karen A Fos. & John G Oetzel, 2017. Theories of Human Communications.
11th ed. New York: Wadsworth Publishing Company.
Tidak ada komentar untuk "TEORI PENETRASI SOSIAL"
Posting Komentar